Seorang yang saya sangat hormati pernah bilang ke saya, seperti ini.
“Bila kamu mau menggerakkan kebaikan jangan ambil jalur yang sama dengan yang menebar keburukan, berlarilah dijalur pacu yang berbeda dengan mereka sehingga fitnah itu bisa dihindari seminimal mungkin.”
Saya termasuk yang punya data tentang berapa banyak e-marketplace di Indonesia yang memperdagangkan barang import, memang tidak sampai 90% angkanya (agak bombastis kalau segini, ngga realistis). Tapi saya lihat BL pun sebagai yang (menurut saya juga) termasuk yang paling fair dalam hal supply barang belum mampu menyajikan sesuatu yang benar-benar bisa menyelamatkan nama e-marketplace Indonesia dari kesan “toko barang impor”. Harusnya BL sebagai salah satu “pemain lama” bisa menghadirkan teknologi yang lebih tepat guna dan membedakan segmentasinya dari pesaing-pesaing lain. Kalau BL terkena dampak stigmasi “toko barang impor”, inilah tandanya BL harus mulai berbenah dan mulai langkah baru yang revolusioner. Ini berarti BL sudah larut dalam arus tenang persaingan, IMHO.
So, berubah dan bergeraklah ke arah yang lebih baik. Daripada hanya memberikan bantahan.
Thanks,
Arung Isyadi.